welcome

Gua and papi angkat gua beni/suef


Gaul kan papi angkat gua'
Cul abiz gtu loh''
Pokoknya boiys dc'
Suef fenda gtu loh
-
Ceritanya
10 Pertanyaan Sebelum Anda Mengikat Janji

Dulu sewaktu masih di bangku SMA, saya seringkali kehabisan bahan obrolan jika sedang pacaran. Saya rasa itu biasa, namanya saja cinta monyet kan? Biasanya bahan obrolan hanya berkisar dengan hal-hal yang kita lihat sehari-hari. Contohnya seperti ngobrolin sahabat masing-masing, kejadian hari itu atau hal-hal ringan lainnya yang menarik untuk dibicarakan.

Namun bagaimana jika kita sedang serius mencari pasangan hidup? Misalnya bagi mereka yang sudah berkarir, atau cukup umur dan merasa jika waktu yang tersisa untuk cinta monyet sudah bukan pada tempatnya lagi. Atau bagi mereka yang ingin hubungan yang sekarang untuk dapat dibawa ke level yang berikutnya. Tentunya "basa-basi" bukanlah obrolan yang ingin dilontarkan selalu bukan? Nah, jadi apa dong yang harus ditanyakan kepada pasangan kita masing-masing?

Jangan khawatir, saya sudah susun sebanyak 10 pertanyaan yang bisa membantu kesuksesan obrolan kamu. Kalau perlu bawa saja foto kopi pertanyaan berikut saat kamu pacaran :D Dan tanyakan satu per satu kepada si dia. Dua hal yang perlu diingat. Pertama: Jika pertanyaan berikut ini masih sering dianggap taboo untuk diungkapkan. Menurut saya, cukup sudah rasa malu-malu itu menjadi batu sandungan, mulailah mengetahui pacar anda secara mendalam melalui pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Kedua: Kamu berdua harus fair untuk menjawab nya secara jujur. Karena jika tidak maka percuma saja dong saya capek-capek membuat pertanyaannya tersebut.

Sudah siap? Silahakan dibaca:

10. Berapa Hutang Kamu?
Ini termasuk hutang kartu kredit, hutang beli rumah, hutang beli gula di warung dsb. Kenapa ini perlu ditanyakan? Secara singkat, banyak pasangan yang setelah mereka mengikat janji, yang didapat adalah hutang dari sang suami atau istri yang ternyata besaarr sekali, sampai-sampai gaji bulanan mereka berdua hanya cukup untuk menutupi lobang yang digali oleh pasangannya. Menurut saya pribadi ini namanya penipuan... Kalau kamu tidak bisa jujur mengenai hal ini, maka akan sulit untuk hal-hal yang lain.

9. Bagaimana Kehidupan Sex Kamu?
Kamu mengharapkan pasangan kamu masih perawan atau perjaka? Nah, kamu sendiri bagaimana dong? Jangan berharap lebih dari si dia, kalau kamu sendiri sudah tidak perjaka/perawan maka jangan minta sesuatu yang tidak bisa kamu berikan! Tanyakan saja secara detail. Seperti contoh: apakah pernah menyewa prostitute lelaki atau perempuan? Apakah kamu pernah suka dengan sesama jenis (homosexual) atau tidak? Kalau dalam masalah ini pokoknya tidak ada yang taboo deh. Mendingan ditanyakan semua supaya tidak menyesal setelah berkeluarga nanti. Menurut saya justru yang taboo adalah kalau melakukan dosa tapi pura-pura tidak berdosa (sok serius).

8. Apakah Kamu Ada Penyakit Kelamin?
Terus terang saja kepada pasangan kita. Kalau kita cinta dengan maka sebaiknya jangan ada yang ditutupi. Hanya kamu yang tidak punya perasaan yang akan tega tidak memberitahukan pasanganmu tentang hal ini. Dimana beberapa tahun ke depan ternyata mendapat penyakit kelamin dari hasil "jajanan" kamu semasa bujangan. Perlu diketahui, kalau yang bisa menjadi sumber penyakit kelamin adalah keduanya, baik pria maupun wanita.

7. Nanti Siapa Yang Mau Berkarir?
Dengan semakin kecilnya perbedaan antara pria dan wanita dalam membawa penghasilan ke rumah. Terutama di kota-kota besar wanita yang berkarir sudah bukan hal yang baru lagi. Perlu kiranya hal ini dibicarakan jauh-jauh hari agar supaya nantinya tidak ada perdebatan dalam memilih karir siapa yang lebih penting dari yang lain. Akan lebih bagus kalau keduanya dapat berjalan seimbang. Jangan lupa untuk membicarakan kapan akan mulai mempunyai anak, jika memang itu keinginan kamu berdua.

6. Kita Mau Tinggal Dimana?
Banyak perusahaan nasional atau multi-nasional yang mengirim karyawannya ke berbagai kota-kota besar atau pelosok terpencil untuk keperluan bisnisnya. Penting kiranya bagi pasangan muda yang tentu saja mempunyai kesempatan yang lebih besar dikirimkan ke tempat-tempat yang jauh. Dan ini berakibat long-distance relationship. Pertanyaan simple saja: Mau atau tidak dijadikan istri atau suami yang ditinggal selama beberapa hari dalam seminggu. Kalau bersedia maka itu sudah keputusan kamu, jangan menyesal nanti. Tapi kalau tidak, lalu bagaimana? Ini perlu untuk dibicarakan.

5. Bagaimana Pembagian Waktu Mengunjungi Mertua?
Bagi mereka yang mempunyai hubungan dan penghargaan yang sangat kuat bagi keluarganya, hal ini tentunya perlu diungkapkan jauh-jauh hari. Banyak pasangan muda yang merasa setelah mereka berkeluarga lalu tidak mau mempunyai hubungan lagi dengan keluarga mereka. Tentunya hal ini tidak berlaku bagi mereka. (wah boleh juga tuh!) Tapi bagi sebagian besar dari kita yang masih menganggap keluarga
Ricky

0 komentar:

Post a Comment